tag:blogger.com,1999:blog-44547035620918174762024-03-13T20:50:10.903-07:00Belantara HeningBiarkan aku menjadi rembulan meski hanya untuk mendekam dalam gerhana, izinkan aku menjadi gemnintang meski mendung selalu mengabutiku, atau relakan aku mengabjad sepi meski huruf-hurufku tak dapat terbaca, apapun itu aku hanya ingin tetap menjadi bagian dari malam dan kegelapannya...di sini, di belantara heningku...Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.comBlogger44125tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-63195311984836842412011-02-25T03:53:00.000-08:002011-02-25T15:04:30.787-08:00Tak Ingin Mengakhiri Puisi TentangmuItu yang ingin aku percakapkan dengan malam<br />sampai kapan akan kubongkar sepinya dengan tanda tanya?<br />untuk mencari ruang sunyimu<br />agar hampanya bisa kuisi dengan selusin rasaku<br /><br />kadang, aku juga gila mencemari angin dengan tanda seru<br />ke segala penjuru yang dilintas<br />demi meminta hembusnya menitip kabar dari namamu<br /><br />bodohnya lagi, aku sering memaku tanda koma pada pijar fajar,<br />menghadang paginya<br />hanya untuk memeriksa mimpimu sebelum kau terjaga<br />adakah bilik untuk bayangku<br />di sela ratap tentang perih luka masa lalumu?<br /> <br />aku juga menghamburkan banyak tanda titik<br />pada sempurna semburat mentari<br />sebab aku tak ingin mengakhiri puisi tentangmu<br />tapi bait berikutnya biarlah jadi rahasiaku.....Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-24258269851040394482010-12-30T18:30:00.000-08:002011-02-13T14:12:22.612-08:00KITA : Hari Ini dan EsokHari ini aku dalam tanyamu<br />menjadi jawab<br />meski garis finis tak lagi genap separuh langkah<br />tarungku tak berkalung medali<br />aku mengevalusai durasi<br />dalam bingkai masa yang pasti<br />ternyata banyak mimpi hanya bisik- berisik belaka<br />karena bangkit yang tertunda mencipta petaka<br /><br /> <br />Hari ini kau dalam tanyaku<br />menjadi jawab<br />mungkin kita sama<br />masih belum pasti warna darah di urat nadi<br />tak berwarna seperti mereka yang tunduk pada titah<br />biru seperti mereka yang angkuh duduki tahta<br />atau merah membara, mendidih<br />seperti mereka yanga melawan titah para pemegang tahta<br />di negeri yang harus segera berbenah<br /><br /> <br />Sungguh, kita adalah jawaban dalam tanya tentang persada<br />yang masih menagih bhakti dalam luka-luka zaman dari tiap rezim<br />tahun-tahun hanya babak baru dalam arena yang tetap sama<br />perubahan adalah taktik dan tujuan<br />maka senja ini, mari kita purnakan dengan refleksi dan proyeksi<br />sebab esok bersama fajar baru<br />semua akan kembali kita mulai, beraksi dan bersaksi<br />Karena sebenarnya darah Kita MERAH...........Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-39381886064668780702010-12-29T03:53:00.000-08:002011-01-29T14:30:47.478-08:00Kau telah jadi sejarahMalam ini...<br />masih seperti malam yang kemarin<br />di pupil matamu adaku tetap tak berbentuk<br />ingin sekali aku pertanyakan<br />tapi hening terlalu setia menjadi jawaban<br />aku merindumu...<br /><br />dalam setiap dekapan<br />aku merasa tak sedang memelukmu<br />jiwamu,<br />entah sedang bersembunyi di lubuk yang mana<br />di hatiku ada gerimis<br />sementara hujan di luar sana tak mau reda<br />mungkin saja rinainya hendak meredam debar jantungmu<br />yang detaknya jelas bukan untukku<br /><br />damba tak berbalas<br />meski hati telah cukup memelas<br /><br />esok, semuanya akan bebeda<br />habis sudah kesanggupanku menghamba<br /><br />malam ini, di dekat pagi<br />aku menyerah menimang harap<br />malam ini beberapa detik lagi<br />akan kuhentikan segala ratap<br /><br />Karena akhirnya sebelum mentari terbit<br />kau telah jadi sejarah....Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-53518894672643565752010-12-25T11:02:00.000-08:002011-02-25T15:07:43.794-08:00Asmara Tua yang MengaratTahan!<br />Biarkan menggenang di mata sipitmu saja<br />jangan teteskan...<br />atau cerita ini tak akan pernah tamat<br /><br />kau bukan penulis skenario<br />aku bukan seorang sutradara<br />pada episode yang tak pernah terencana<br />akon kita hanyalah kebetulan<br /><br />kebetulan kau meniang di usang kisahmu yang lalu<br />kebetulan juga aku melumut di tembok kisahku dulu<br />nasib tragis memaksa kita mengampelas asmara tua yang mengarat<br />tapi roman tentang Romeo dan Juliet tak bisa kita rekonstruksi kembali<br /><br />sebab kau bukan penulis skenario<br />dan aku bukan sutradara<br />entah siapa peninta dongeng yang kita perankan tanpa skrip<br />kau dan aku telah disutradarai waktu<br /><br />adegan demi adegan adalah dialog ketidakpastian<br />Untuk aku, kau mengingkari mega<br />padahal kita samasama tahu deras atau pun gerimis<br />kau tetap hujan yang aku kenal karena gumpalannya<br /><br />adegan demi adegan adalah dialog ketidakmungkinan<br />buatmu, aku rela menyangkal adanya kata-kata<br />padahal kita juga tahu<br />dalam bahasa apapupn<br />aku tetap sebaris kalimat yang kau hafal dari susunan kata<br /><br />Keberadaan kita mungkinkah memiliki wujud<br />sementara kita hanya mampu mencipta ketiadaannya?<br /><br />sudahlah!<br />jangan kau deraikan yang terlanjur menggenang<br />biarkan asmara tua yang pernah kita ampelas kembali berkarat<br />anggaplah itu sebagai rumah yang pernah kita singgahi saja<br />saat melaju di lintasan takdir dan akhir yang masih samar!Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-47187139784965958232010-12-17T20:15:00.000-08:002011-01-29T14:24:43.268-08:00Aku masih perempuan yang selalu tunduk pada bualanmu!<span style="font-style:italic;">Ini yang kau tulis untukku<br />entah kapan ,tapi telah aku terima :<br /></span><br /> <br />Katakan padaku<br />apa yang belum sempat disabdakan pujangga?<br />atas indahmu<br />------------jika kelopak bibirmu<br />telah diwakilkan oleh rekah mawar<br />di sejuk puisiku, pagi tadi<br />------------jika tajam bening bola matamu<br />telah diwakilkan<br />korona sang surya<br />di ranggas puisiku, siang tadi<br />------------jika paras ayumu<br />telah diwakilkan jajar warna bianglala<br />di teduh puisiku, senja tadi<br />------------jika lembut suaramu<br />hidup di antara hening yang kularik, malam ini?<br />tak usah kau jawab tanyaku yang benar-benar basa-basi<br />karena tak ada yang mampu mewakili indahmu<br />yang lebih indah dari segala bentuk keterwakilan<br />hingga sajakku berlabuh untukmu<br />di dermaga kagum para pengeja kata.....<br /><br />[ <span style="font-style:italic;">Dan setelah puisimu habis kubaca<br />aku akan lelap penuh rasa bangga<br />dengan segala pujian yang kau bariskan<br />karena aku masih perempuan<br />yang selalu tunduk pada bualan-bualanmu<br />meski bait-bait yang sama pernah kau sandingkan<br />untuk gadismu sebelum aku</span> ]Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-23804416994094071412010-12-04T18:39:00.000-08:002011-01-02T18:28:10.693-08:00Imbas dari tak impasAku menuang segelas resah<br />dan kau meneguk ikhlas<br />tanpa desah<br />ketika ku balas<br />dengan kelu kesah<br />pun kau tetap pasrah<br /><br />Hidup cuma sementara<br />jangan buat diri sengsara<br />jika tak dibenahi segera<br />sukaku dukamu tiada setara<br /><br />Bila hanya perih<br />yang ku beri<br />mungkinkah kasih<br />menjadi seri<br />sebab imbas<br />dari tak impas<br />hanya mampu gauli cemas<br />lenyap cinta menjadi lekas<br />walau mungkin ada bekas!Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-32264019361629619182010-09-29T01:43:00.000-07:002011-01-02T18:32:41.693-08:00Cinta Yang Aku Janjikan Untuk SuamikuKulihat rindu itu cuma untukmu<br />dan luas samudra tak mampu menampung birunya<br /><br /> <br />ku tau cinta itu untukmu<br />dan baranya tak pernah padam oleh salju<br />yang membekukan peluh api sekalipun<br /><br />dia telah menulis dengan darah dari setiap luka<br />yang kau goreskan,<br />berbaitbait kata maaf<br /><br />dia selalu membukakan pintu dengan senyum <br />jika kau pergi <br />dan pulang meski dari pintu yang lain<br /><br /> <br /><br />dia mengumpat dengan doa keselamatan atasmu<br />setiap kali kau memakinya<br />namamu menjadi puisi indah<br />di tiap sujud terakhirnya<br />walau berharihari namanya kau selipkan<br />di antara banyak bunga<br /><br /> <br /><br />cobalah menghitung denyut nadinya<br />karena sebanyak hitungan itu pula <br />dia mengingatmu sepanjang hari<br /><br /> <br /><br />aku bahkan telah berteriak<br />"hei perempuan malang!! dia tak butuh cinta seperti itu''<br />dan dia menjawabku dengan lembut<br />''tapi di hadapan Tuhan, <br />cinta seperti inilah yang aku janjikan untuk suamiku''<br /><br />diamku...kagum akan jawabnya...Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-64439159065535123652010-08-19T20:21:00.000-07:002011-01-02T18:30:13.073-08:00Doa Menjelang MiladkuJika panjang umurku hingga esok,<br />sungguh tak sanggup kuhitung bilangannya<br />tidak karena takut hampir renta<br />sebab senja usia tak dapat dicegah<br /><br />aku hanya digelisahkan dosa<br />dan nyatanya makin jauh pangkal lahirku<br />didekat ujung akhirku<br />sedang antara pahala dosa<br />tak mampu kutaksir<br />imbangkah bila ditimbang?<br /><br />Ya Rabb...<br />entah kenapa aku takut pada angka<br />yang pasti genapi masaku?<br />KAU tahu sampai kapan tapi aku tak tahu...<br />yang kumengerti rapat jarak<br />dengan hidup ini kian renggang<br /><br />Ya Rabb...<br />Bila ajal nanti terkecup<br />bekal yang terbawa<br />telahkah cukup?<br /><br />Kuhantar nistaku digelaran sajadah ini<br />memohon belas kasihMU<br />usaikan kisahku kelak<br />dengan Khusnul Khotimah...<br />AMIN...Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-41090972080132140082010-08-19T10:56:00.000-07:002011-01-02T18:30:29.810-08:00Temukanlah Selain Dia (Untukmu Yang Setia pada Kesiasiaan)Masih juga kau tantang waktu<br />mengukur dalamnya cinta<br />lewat panjang jarak penantian<br /><br />langit bahkan telah memberimu tanda<br />dengan mendungnya<br />betapa hujan pasti mengguyur di hatimu<br /><br />kesetiaanmu tak akan berujung<br />pada sua<br />yang tetap saja terpasung<br />dalam mimpi kosong<br /><br />memiliki dan dimiliki tak harus jadi kiblat untuk rasamu<br /><br />Temukanlah selain dia,<br />barangkali ada kasih Tuhan<br />yang DIA titipkan hanya untukmu<br />pada satu jiwa yang lain...Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-9758344061648375092010-08-17T18:00:00.000-07:002011-01-02T18:34:07.964-08:00Aku "bebas" memberi judul apa saja ( Kemerdekaan Penyair)Hari ini...<br />65 tahun<br />katanya kita telah merdeka<br /><br />Huh! yang benar saja<br />apa kalian paham tentang merdeka?<br /><br />Merdeka artinya bebas, kata guruku<br /><br />Ohh...jadi,<br />Pejabat bebas korupsi maksudnya?<br />Hukum bebas di beri harga juga?<br /><br />Bukan ya?<br />rakyat bebas menderita?<br /><br />Masih bukan?<br />Hmm...segala bentuk eksploitasi<br />dari tanah sampai tubuh<br />bebas dilakukan<br />atas nama provit<br />walau negara digadai?<br /><br />Salah lagi?<br /><br />Yang benar,<br />Merdeka itu artinya bebas dari segala bentuk penjajahan<br />dan sejahtera secara universal...<br /><br />Ooo, gitu ya...<br />Jadi hari ini apa yang nanti dirayakan?<br />Kita kan belum merdeka?<br />Au ah, gelap :-PPenyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-28514884740613828952010-08-14T13:44:00.000-07:002011-01-02T18:26:52.374-08:00Pulanglah, Dik!Pulanglah dik!<br />tak perlu jika tak mau pikirkan kami<br />tapi kau kesayangan ibu<br />air matanya terlalu banyak untukmu<br />renungkanlah tentang itu<br />bila angkuhmu tak juga surut...<br /><br />Pulanglah dik!<br />tak usah jika tak mau pedulikan kami<br />tapi kau putra tunggal<br />dari pemilik rahim<br />yang kita panggil ibu!<br />lebih dari 20 tahun<br />keringatnya diabdikan untuk hidupmu<br />sadarilah itu jika aroganmu tak jua melebur...<br /><br />Di mana kami harus berdiri<br />di antara kau dan ayah<br />pada tiap pertengkaran<br />jika lapang ego tak memberi celah<br />tuk kami tengahi?<br /><br />Seperti Ramadhan kemarin,<br />sesunggukkan ibu<br />juga terduga tak mampu menahan pergimu...<br />Shubuh tadi sedunya menyayat ketika sujud<br />tapi aku ragu bila kau merasa meski berharap!<br /><br />Ayah tak membencimu...<br />dia hanya menyayangimu<br />dengan cara yang tak kau suka<br />dan seperti itu juga<br />dia mengasihi kami.<br /><br />Pulanglah dik!<br />tanpamu, kami tak mungkin utuh...Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-17151741690460115082010-08-01T17:05:00.000-07:002011-01-02T18:23:05.193-08:00Entah Ini Puisi Atau BukanEntah ini puisi atau bukan...<br />aku hanya ingin menulis<br />tak peduli akan berujung di mana,<br />asal aku menulis<br /><br />Entah ini puisi atau bukan...<br />untuk apa kupikirkan<br />masa bodoh nanti tentang apa<br />yang penting aku menulis<br /><br />Entah ini puisi atau bukan...<br />aku ingin menulis saja<br />karena aku telah letih berpikir<br />tentang keadilan yang terbeli<br />tentang para penjilat negeri<br />tentang anjinganjing birokrasi yang korup<br />dan tentang pemerataan yang diperdebatkan <br />hanya demi menutupi ambisiambisi tuk berkuasa<br />1000 kali aku berpikir,<br />hasilnya hanya seperti sampah di hati dan otakku<br />tak ada yang berubah di negeri ini!<br />jika cuma aku yang berpikir!<br /><br />Telah cukup aku berpikir<br />dan aku tetap orang bodoh yang tak berdaya bila sendiri<br /><br />Entah ini puisi atau bukah...<br />biarkan saja aku menulis,<br />barangkali ada jiwajiwa acuh <br />akan tergugah karena tulisanku dan berkata,<br />''Mari kawan, kita samasama berjuang untuk tumpah darah ini"<br />ahh, smoga saja!Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-1753530904463225532010-08-01T09:39:00.000-07:002011-01-02T18:41:53.852-08:00Kan Kujemput Kau Selepas Senja (Antara Aku dan Gelap)Aku tahu sayang...<br />kau ada memang untukku<br />persetan, walau kata orang<br />kau simbol petaka<br />cinta ini tetap mengental hingga denyut waktu berhenti!<br /><br />Meski kita terpisah karena dindingdinding beton<br />dan neon di plafon kamarku mengusirmu<br />adamu tak pernah beranjak<br />sebab kita masih bisa saling mengintip<br />lewat bening jendela kaca bila kusibak tirainya tentu saja<br /><br />Tanpa kau peluk,<br />mampu kurasa hangat dekapmu<br />menyatu dalam aroma nafas yang tersengal meniti malam<br /><br />Dalam diammu, sanggup kudengar lirih bisikmu<br />memintaku agar tak lelap<br />sebelum salam fajar menjelma jadi puisiku<br />atau ketika malam undur diri dari baitbaitku<br /><br />Aku tak mungkin lupa<br />indah pekatmu tersiram purnama<br />bila ku tengok masih lewat jendela kaca yang sama<br />melagukan damaimu<br />sambil memetik gitar tua milik Ayah...<br /><br />Tak sanggup sesal membesit hanya karena cinta kita cuma separoh masa<br />yah, separoh masa saat kau hilang oleh mentari<br />dan sesekali aku kau jenguk diantarkan kabut<br />meski serak hujan usik heningku...<br /><br />Kini...<br />angkuh surya menghardikmu lalu kau pergi<br />dengan satu kecupan mesra<br />di bibir sajak ini!<br />Slamat jalan gelap,<br />kan kujemput kau selepas senja...Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-11686515274108817452010-07-06T23:42:00.000-07:002010-07-06T23:42:00.186-07:00Aku Lupa Merindumu Hari IniAku lupa merindumu hari ini!<br />bukan karena sukaku telah terkikis<br />bukan pula aku merajuk<br />Apa lagi marah...<br /><br />Aku lupa mencintamu hari ini<br />tidak karena ada yang lain<br />tidak pula aku telah berpaling<br />Apa lagi membenci...<br /><br />Aku lupa merindumu<br />bahkan mencintamu<br />sebab rasaku hari ini<br />tak cukup menampung iba<br />untuk mereka yang ditelantarkan penguasa<br />di tanah yang darahku mengalir pada hitamnyaPenyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-12694007293820515282010-07-02T15:43:00.000-07:002011-01-02T18:17:14.637-08:00Selipat Harap Yang Nanti Kubawa MatiKu tulis lagi tentang rindu<br />mungkin banyak yang bosan mendiktenya<br />tapi andai bisa kupadamkan bara ini<br />pasti takkan kubiarkan asaku melepuh,<br />mengelupas...<br />atau langsung meleleh di batas mampuku bertahan<br /><br />aku tumbalkan diri untuk merinduimu<br />menunggumu tanpa ambang akhir<br />menjaga kesetiaan yang dulu kau banggakan<br />sembari yakinkan hati bila kau akan pulang<br />tunaikan janji yang kita rahimkan<br /><br />Selamanya aku untukmu karena kau untukku<br />kujadikan itu sebagai jimat penjaga teguhku<br />Bila aku nyaris menyerah<br /><br />Kini asaku tinggal selipat<br />terbakar rindu tanpa jeda?<br />sampai nanti aku mati sebab tak kembalimu<br />selipat harap ini tetap kubawa<br />dan kunisankan biar kau tahu<br />aku pergi tanpa pernah membencimu<br />karena aku perempuan yang tercipta tuk menunggu<br />sampai saat dipeluk ajal esok...<br /><br />[ Untuk seseorang kini entah di mana, yang namanya masih menjadi penjaga hatiku... ]Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-26225595656085833142010-07-01T17:12:00.000-07:002010-07-01T17:12:00.043-07:00Harus Ada Awal Lagi Setelah AkhirKetika banyak huruf tercecer di benak...<br />kuacuhkan,<br />"aku butuh huruf-huruf gelap<br />bukan abjad-abjad dungu tak bermakna,"<br />pikirku angkuh,<br />mengabaikan yang sungguh perlu ku sentuh<br />tak ada yang mampu terbentuk<br />dari ketololan!!<br />sumber-sumber inspirasi terkunci<br />dalam perasangka, ragu, putus asa<br />dan ambisi yang membuta tanpa hitungan<br />sampai pada bait inipun<br />aku masih belum mengerti yang kini kutulis,<br />akan berakhir di mana dan tentang apa!!<br />lalu, sadar tiba-tiba meneriaki<br />mestinya bisa kugelapkan yang dungu<br /><br />lelah mengumpat ketakmampuanku,<br />letih memaki ketidakberdayaan,<br />Benar-benar penat tapi tersudut dalam keharusan<br />yah, harus ada awal lagi setelah akhir agar tak berakhir<br />meski hanya ini yang mampu terlarik<br />asal belum menjadi ujung<br />permulaan yang biasa tetap akan ku syukuri!!!Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-57965478751131427922010-06-21T07:53:00.000-07:002010-06-21T07:53:00.663-07:00Negeri ImpianDekap gigil tak menahan ragaku bangkit<br />dan dari balik rimbun pepohonan<br />mentari mulai mengintip malu-malu<br />enggan tapak memijak kutepis jauh<br />sebab subur tanah inipun<br />ingin kutanami langkah yang penuh semangat<br />demi retaskan potongan mimpi<br />yang kuerami kala malam sematkan lelap<br />pada separuh waktu sebelum pagiku kini!<br /><br />Tuhan,<br />inilah yang tak pernah ingin kulewatkan<br />memintal syukur dari nikmat yang Kau suguhkan<br />lewat sisa sisa embun di dedaunan yang selalu hijau<br />lewat hembus bayu yang sesekali alirkan dingin<br />juga pada bias jingga yang rata memancar dari bentang timur<br /><br />Tuhan,<br />seperti kemarin...<br />masih kumunajatkan ingin yang sama<br />semoga kelak bisa terujud<br />tatanan negeri yang pemimpinnya bijak, rakyatnya makmur<br />agar ketenangan ini tak hanya hadir di pagiku<br />tapi di sepanjang detik yang berjalan berabad-abad<br />sampai ujung usia generasi terakhir!Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-20508148954272765882010-05-31T14:40:00.000-07:002010-07-01T17:03:09.537-07:00Maaf, Aku Tak Bisa Jadi GadismuAku perempuan,<br />tapi maaf, aku tak bisa jadi gadismu<br />aku tak akrab dengan gincu<br />parasku dibedaki seadanya<br />rambutku tiada tergerai<br />hanya berhias kerudung yang lusuh terjulur<br />sedang tubuhku hanya berbalut gamis kusam<br /><br />Sungguh, aku tak bisa jadi seperti yang kau mau<br />aku tak pantas kau banggakan<br />pada para penganggum kecantikan dunia<br />aku hanya mampu menjadi aibmu di hadapan mereka<br /><br />Aku perempuan,<br />tapi maaf, aku tak bisa jadi gadismu<br />aku ingin dicintai sekadarnya dan apa adanya<br />aku ingin dipuja oleh yang lebih memuja-Nya<br />aku ingin dimiliki oleh yang mau mendekatkanku pada-Nya!Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-5412601361327697252010-05-29T11:30:00.000-07:002010-07-01T16:14:26.599-07:00Pelangi Tiga Warna 2 ( Balasan Surat Untuk Sahabatku, Aditya Tomawonge )Telah kubaca, entah berapa kali...<br />tak lagi kuingat tapi berkali-kali, pasti!<br />surat yang kau alamatkan untuk namaku<br />surat yang mengantarku<br />pada puluhan ribu detik tak terhitung,<br />waktu yang pernah kita lewatkan!<br /><br />Pelangi 3 warna...<br />warnaku, warnamu dan warna...<br />akh, warna seseorang yang mungkin telah melupakan kita?<br />yang dulu begitu dekat,<br />yang wujudnya hadir jadi bayangn kita di depan cermin!<br /><br />aku ingat sangat jelas<br />saat kita berdua duduk di sofa itu, suatu malam<br />kau terdiam, aku membisu<br />meratapi pamitnya karena merasa kita lukai<br />aku tahu rasanya, sangat tahu dan benar-benar tahu<br />kecemburuan tanpa alasan<br />tapi akupun tak berani salahkan hasratnya padamu<br />itu hasratnya, dia berhak atas itu<br />walau semua pilihan ada padamu<br /><br />Aku ingat sangat jelas<br />saat kita berdua duduk di sofa itu, suatu malam<br />aku membisu, kau terdiam<br />menyesali kepergiaannya karena merasa kita acuhkan<br />aku mengerti rasamu, sangat mengerti dan benar-benar mengerti<br />kau terpukul dan itu pantas!<br />aku dan dia mengajakmu berlayar di laut penuh badai<br />menuju mimpi yang kan menyata oleh tekad<br />tapi dia berlalu, sebelum biduk kita mendekap dermaga<br />hingga kaupun meragukanku bisa bertahan<br />"aku takkan meninggalkanmu," kataku yakin<br />dan kita habiskan malam tanpa pejam<br /><br />sahabat, tak luput pula dalam ingatan ini<br />Maafmu, kala sempat kuingkari janjiku<br />janji yang sesaat kuabaikan karena perdebatan yang bukan denganmu<br />tapi dengan mereka yang sangsi padaku<br />padahal begitu yakin kau terhadap semua yang akupun tak yakin<br />tentang mampuku<br /><br />sahabat, kini kita di kota yang berbeda<br />aku di sini, kau di sana dan dia di tempat tak berjejak<br />hilangnya sungguh tak terjamah dalam gelapku<br />apa kabarnya?<br />rinduku bahkan tak sanggup datangkan senyumnya<br /><br />Pelangi tiga warna...<br />pertalian yang hadir dari proses naturalisasi tanpa syarat<br />tapi terpatahkan oleh pesona yang dipuja<br />cinta tak bersambut yang juga hadir karena naturalisasi tanpa syarat<br />masihkah itu melengkung di langit kota kita, suatu saat?<br />akankah dia kembali tanpa hasrat yang dulu?<br />komitmen yang kita tanam dan masih kau pupuk<br />pastikah menyatukan mimpi dan cita-cita kita lagi?<br /><br />pelangi tiga warna...<br />tetaplah pelangi tiga warna karena dia takkan terganti<br /><br />pelangi tiga warna...<br />aku rindu pada binar cahayamu,<br />rindu pada berita tentang seseorang...<br />apa demikian juga denganmu, sahabatku?Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-6519788264893462392010-05-26T15:36:00.000-07:002010-07-01T17:14:51.125-07:00Gelapku Hadirkan TerangMUAku takkan berlalu tinggalkan gelap<br />aku tak mau...<br />kosong dalam gegap angkuh<br />berdesak-desakan mencipta peluh<br />di bawah matahari<br />menantang terik tapi berbalut kedok<br /><br />aku takut berdiri di depan cermin<br />tapi melihat bayangan orang lain<br />biar saja sosokku hilang dalam kaca berpantul<br />lebih baik kelam menyekatku dalam hitamnya<br />biarlah cahaya hanya mendekam di balik rinduku<br /><br />Aku takkan beranjak dari gelap<br />aku mau...<br />penuh dalam hening renung<br />berdekap-dekapan dalam rintih sesal<br />sadari diri dari lampiran alpa dan lupa<br /><br />kedua mataku pasti silau di kilau dunia<br />tak mampu melihat khilaf yang membungkus hayat<br />tapi di pekat tua gulita<br />hatiku jelas menatap tanpa nanar<br />nista yang sempat selimuti lakuku<br /><br />Aku takkan bergegas tinggalkan gelap<br />walau cahaya memberontak dalam inginku<br />akan kunikmati butir-butir sinar dari celah khusyuku<br />hingga nanti...<br />setiap dimensi dari pengharapan sakralku<br />Kau hujankan dangan nurMu yang abadi<br />karena yang kumau gelapku hadirkan terangMUPenyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-37579260248089768992010-05-22T13:18:00.000-07:002010-07-01T17:16:35.226-07:00Mimpi SederhanakuAku punya banyak mimpi<br />mimpi samudra tentang ketenangan tanpa badai<br />mimpi langit tentang bianglala selepas hujan<br />mimpi malam tentang pendar penuh purnama<br />mimpi bumi tentang pijak yang bijak<br /><br />Aku punya banyak mimpi<br />mimpi tak terkatakan oleh bising lakon bedebah<br />mimpi tak tereja dalam catatan pada label kepalsuan<br />mimpi tak terabjad dari limbah naskah sejarah rekaan<br /><br />Aku punya mimpi<br />banyak mimpi dalam satu mimpi sederhanaku<br />"Tatanan peradaban yang lebih baik untuk Negeriku"<br /><br />Aku punya mimpi<br />ada banyak mimpi dalam satu mimpi sederhanaku!!<br />"PERUBAHAN!!!!"Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-54293090738866439012010-05-16T23:45:00.000-07:002010-05-16T23:46:32.879-07:00Nisan Tanpa NamaDi pusara yang masih kosong<br />suram,,...sunyi....<br />tak ada suara terdengar, kecuali pekik laknat<br />aku salah satu yang memekik<br />menunggu jasad-jasad biadab kaku merebah<br />dalam tidur panjang tanpa doa<br /><br />Peti-peti kematian dari ramai caci mulai dahaga<br />menelan raga bau parfum kedok amis kemunafikan<br />aku salah satu yang ikut mengendus<br />aroma anyer pendosa negeri<br /><br />Semesta telah bersaksi<br />aku bersaksi atas saksinya<br />semua derita yang dalam hidup telah terwaris<br />manusia-manusia lapar yang teracuhkan<br />tanah milik orang-orang tertindas terus terkeruk<br />jiwa-jiwa polos kejam terusir<br />Jadi pahatan jasad-jasad bangsat yang punya kuasa<br /><br />Tak ada yang bangga menonton<br />tangis pilu ratusan bocah tak ber-ibu, bapak<br />hanya perih iba<br />tapi kemana harus berpaling?<br />semua yang kita tengok hanya tragedi<br />tragedi tumpah darah<br />semua kisah tak mampu lagi disamarkan<br />ketidakadilan yang tumbuh subur<br />penyelewengan yang telah biasa<br />tercoreng karya otak nista yang punya kuasa<br />dan kini tengah terbahak!!<br /><br />Wahai pendosa negeri,<br />kita sama-sama adalah pendosa<br />aku berdosa atas ketakberdayaanku yang bodoh<br />membinasakan lakumu<br />menoreh luka di jantung persada<br />mari kawan, aku menunggumu<br />di pusara yang masih kosong<br />pada nisan tanpa tulisan<br />sebab huruf-huruf yang mengabarkan nama kita<br />telah lebih dulu kucilkan kita<br /><br />suram,,...sunyi....<br />tak ada suara terdengar, kecuali pekik laknat<br />aku salah satu yang memekik<br />menunggu jasad-jasad biadab kaku merebah<br />dalam tidur panjang tanpa doaPenyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-29453930922519431002010-05-16T23:03:00.000-07:002010-07-01T16:40:04.069-07:00Semoaga Kau Mampu Mencinta Seperti Caraku MencintaimuKetulusan....<br />hanya itu pintaku<br />aku tak butuh janji-janji manis<br />aku tak gila pada harapan-harapan kosong<br />bisakah kau beri sedikit saja?<br /><br />Kesetiaan....<br />bukan pelit tak ingin berbagi<br />tapi takut untuk membebani<br />Bila mesti ada yang lain<br />salahkah aku memilih pergi?<br /><br />Percaya....<br />tak pernah kutanam duga<br />semua keburukan tentangmu<br />karena kau tetap yang terbaik<br />meski pernah menyakitiku<br /><br />Ikhlas<br />kuterima dirimu lagi<br />melupakan yang pernah kau lakukan<br />walau telah berkali-kali<br />sebab aku mungkin bodoh<br />hanya tahu mencintaimu<br />dengan ketulusan, kesetiaan dan kepercayaan<br />yang aku punya tanpa pernah meminta lebih<br />semoga hari ini hingga selamanya<br />kau mampu mencinta seperti caraku mencintaimuPenyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-58944732419510945832010-05-14T00:47:00.000-07:002010-07-01T17:19:05.686-07:00Kemenangan Ada di Dada Petarung SejatiKawan...<br />mengapa kita kalah menurutmu?<br />bukankah kita telah mampu mempertahankan konsistensi?<br />tak ada ambisi yang kita gadaikan karena kepentingan<br />seperti mereka yang mengalah untuk itu<br />kemudian menjadi juara sebagai pecundang<br /><br />kurasa kita tak pernah kalah!<br />biarlah mereka yang tak paham tentang kemenangan<br />bersulang dengan gelas-gelas kosong<br />merayakan kebodohannya sendiri...<br /><br />Kawan...<br />kemenangan itu bukan pada medali yang dikalungkan<br />pada piala yang kita dapatkan<br />pada piagam bertulis nama kita<br />dan bukan pula lencana yang disematkan <br /><br />Kemenangan itu sakral<br />tapi tak perlu seremonial<br />kemenangan itu butuh reward<br />tapi bukan simbol dan pengakuan mayoritas<br />sebab kemenangan itu ada di sini,,,<br />di dada sang petarung sejati<br />rewardnya hanyalah kepuasan dan kebesaran jiwa <br />menerima sebuah kekalahanPenyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4454703562091817476.post-19838038711844040332010-05-11T18:33:00.000-07:002010-05-11T21:15:12.131-07:00Bidadari Yang TerpujaKutemukan cahaya...<br />pada binar kelopak yang tulus menatap<br />seisi nirwana seakan menyatu<br />tenggelam di kedalaman bening itu<br /><br />cantikmu tak kuasa kujabarkan<br />dalam kelembutan yang pantas tersanjung<br />tak peduli seberapa besar kau panggul derita<br />keanggunanmu tetaplah utuh<br /><br />semua tiada tertimbang<br />segala alat ukur tak mampu menakar<br />kesempurnaan jiwamu dalam pandangku<br />tetap jelas walau hijab setia menjulur<br /><br />Seputih awan yang melapis langitku<br />keelokan selubungi pesonamu<br />aku memujamu tanpa lupa pada Penciptamu<br />sebab kau hadir atas izin-Nya<br />dan darimu aku tahu<br />surgaloka adalah tujuan pengembaraanku<br />Demi menikmati keindahan abadi<br />yang sempat kau wakilkan di sini...Penyair Gelaphttp://www.blogger.com/profile/02020027376049866707noreply@blogger.com2