Kulihat rindu itu cuma untukmu
dan luas samudra tak mampu menampung birunya
ku tau cinta itu untukmu
dan baranya tak pernah padam oleh salju
yang membekukan peluh api sekalipun
dia telah menulis dengan darah dari setiap luka
yang kau goreskan,
berbaitbait kata maaf
dia selalu membukakan pintu dengan senyum
jika kau pergi
dan pulang meski dari pintu yang lain
dia mengumpat dengan doa keselamatan atasmu
setiap kali kau memakinya
namamu menjadi puisi indah
di tiap sujud terakhirnya
walau berharihari namanya kau selipkan
di antara banyak bunga
cobalah menghitung denyut nadinya
karena sebanyak hitungan itu pula
dia mengingatmu sepanjang hari
aku bahkan telah berteriak
"hei perempuan malang!! dia tak butuh cinta seperti itu''
dan dia menjawabku dengan lembut
''tapi di hadapan Tuhan,
cinta seperti inilah yang aku janjikan untuk suamiku''
diamku...kagum akan jawabnya...