Senin, 31 Mei 2010

Maaf, Aku Tak Bisa Jadi Gadismu

Aku perempuan,
tapi maaf, aku tak bisa jadi gadismu
aku tak akrab dengan gincu
parasku dibedaki seadanya
rambutku tiada tergerai
hanya berhias kerudung yang lusuh terjulur
sedang tubuhku hanya berbalut gamis kusam

Sungguh, aku tak bisa jadi seperti yang kau mau
aku tak pantas kau banggakan
pada para penganggum kecantikan dunia
aku hanya mampu menjadi aibmu di hadapan mereka

Aku perempuan,
tapi maaf, aku tak bisa jadi gadismu
aku ingin dicintai sekadarnya dan apa adanya
aku ingin dipuja oleh yang lebih memuja-Nya
aku ingin dimiliki oleh yang mau mendekatkanku pada-Nya!

Sabtu, 29 Mei 2010

Pelangi Tiga Warna 2 ( Balasan Surat Untuk Sahabatku, Aditya Tomawonge )

Telah kubaca, entah berapa kali...
tak lagi kuingat tapi berkali-kali, pasti!
surat yang kau alamatkan untuk namaku
surat yang mengantarku
pada puluhan ribu detik tak terhitung,
waktu yang pernah kita lewatkan!

Pelangi 3 warna...
warnaku, warnamu dan warna...
akh, warna seseorang yang mungkin telah melupakan kita?
yang dulu begitu dekat,
yang wujudnya hadir jadi bayangn kita di depan cermin!

aku ingat sangat jelas
saat kita berdua duduk di sofa itu, suatu malam
kau terdiam, aku membisu
meratapi pamitnya karena merasa kita lukai
aku tahu rasanya, sangat tahu dan benar-benar tahu
kecemburuan tanpa alasan
tapi akupun tak berani salahkan hasratnya padamu
itu hasratnya, dia berhak atas itu
walau semua pilihan ada padamu

Aku ingat sangat jelas
saat kita berdua duduk di sofa itu, suatu malam
aku membisu, kau terdiam
menyesali kepergiaannya karena merasa kita acuhkan
aku mengerti rasamu, sangat mengerti dan benar-benar mengerti
kau terpukul dan itu pantas!
aku dan dia mengajakmu berlayar di laut penuh badai
menuju mimpi yang kan menyata oleh tekad
tapi dia berlalu, sebelum biduk kita mendekap dermaga
hingga kaupun meragukanku bisa bertahan
"aku takkan meninggalkanmu," kataku yakin
dan kita habiskan malam tanpa pejam

sahabat, tak luput pula dalam ingatan ini
Maafmu, kala sempat kuingkari janjiku
janji yang sesaat kuabaikan karena perdebatan yang bukan denganmu
tapi dengan mereka yang sangsi padaku
padahal begitu yakin kau terhadap semua yang akupun tak yakin
tentang mampuku

sahabat, kini kita di kota yang berbeda
aku di sini, kau di sana dan dia di tempat tak berjejak
hilangnya sungguh tak terjamah dalam gelapku
apa kabarnya?
rinduku bahkan tak sanggup datangkan senyumnya

Pelangi tiga warna...
pertalian yang hadir dari proses naturalisasi tanpa syarat
tapi terpatahkan oleh pesona yang dipuja
cinta tak bersambut yang juga hadir karena naturalisasi tanpa syarat
masihkah itu melengkung di langit kota kita, suatu saat?
akankah dia kembali tanpa hasrat yang dulu?
komitmen yang kita tanam dan masih kau pupuk
pastikah menyatukan mimpi dan cita-cita kita lagi?

pelangi tiga warna...
tetaplah pelangi tiga warna karena dia takkan terganti

pelangi tiga warna...
aku rindu pada binar cahayamu,
rindu pada berita tentang seseorang...
apa demikian juga denganmu, sahabatku?

Rabu, 26 Mei 2010

Gelapku Hadirkan TerangMU

Aku takkan berlalu tinggalkan gelap
aku tak mau...
kosong dalam gegap angkuh
berdesak-desakan mencipta peluh
di bawah matahari
menantang terik tapi berbalut kedok

aku takut berdiri di depan cermin
tapi melihat bayangan orang lain
biar saja sosokku hilang dalam kaca berpantul
lebih baik kelam menyekatku dalam hitamnya
biarlah cahaya hanya mendekam di balik rinduku

Aku takkan beranjak dari gelap
aku mau...
penuh dalam hening renung
berdekap-dekapan dalam rintih sesal
sadari diri dari lampiran alpa dan lupa

kedua mataku pasti silau di kilau dunia
tak mampu melihat khilaf yang membungkus hayat
tapi di pekat tua gulita
hatiku jelas menatap tanpa nanar
nista yang sempat selimuti lakuku

Aku takkan bergegas tinggalkan gelap
walau cahaya memberontak dalam inginku
akan kunikmati butir-butir sinar dari celah khusyuku
hingga nanti...
setiap dimensi dari pengharapan sakralku
Kau hujankan dangan nurMu yang abadi
karena yang kumau gelapku hadirkan terangMU

Sabtu, 22 Mei 2010

Mimpi Sederhanaku

Aku punya banyak mimpi
mimpi samudra tentang ketenangan tanpa badai
mimpi langit tentang bianglala selepas hujan
mimpi malam tentang pendar penuh purnama
mimpi bumi tentang pijak yang bijak

Aku punya banyak mimpi
mimpi tak terkatakan oleh bising lakon bedebah
mimpi tak tereja dalam catatan pada label kepalsuan
mimpi tak terabjad dari limbah naskah sejarah rekaan

Aku punya mimpi
banyak mimpi dalam satu mimpi sederhanaku
"Tatanan peradaban yang lebih baik untuk Negeriku"

Aku punya mimpi
ada banyak mimpi dalam satu mimpi sederhanaku!!
"PERUBAHAN!!!!"

Minggu, 16 Mei 2010

Nisan Tanpa Nama

Di pusara yang masih kosong
suram,,...sunyi....
tak ada suara terdengar, kecuali pekik laknat
aku salah satu yang memekik
menunggu jasad-jasad biadab kaku merebah
dalam tidur panjang tanpa doa

Peti-peti kematian dari ramai caci mulai dahaga
menelan raga bau parfum kedok amis kemunafikan
aku salah satu yang ikut mengendus
aroma anyer pendosa negeri

Semesta telah bersaksi
aku bersaksi atas saksinya
semua derita yang dalam hidup telah terwaris
manusia-manusia lapar yang teracuhkan
tanah milik orang-orang tertindas terus terkeruk
jiwa-jiwa polos kejam terusir
Jadi pahatan jasad-jasad bangsat yang punya kuasa

Tak ada yang bangga menonton
tangis pilu ratusan bocah tak ber-ibu, bapak
hanya perih iba
tapi kemana harus berpaling?
semua yang kita tengok hanya tragedi
tragedi tumpah darah
semua kisah tak mampu lagi disamarkan
ketidakadilan yang tumbuh subur
penyelewengan yang telah biasa
tercoreng karya otak nista yang punya kuasa
dan kini tengah terbahak!!

Wahai pendosa negeri,
kita sama-sama adalah pendosa
aku berdosa atas ketakberdayaanku yang bodoh
membinasakan lakumu
menoreh luka di jantung persada
mari kawan, aku menunggumu
di pusara yang masih kosong
pada nisan tanpa tulisan
sebab huruf-huruf yang mengabarkan nama kita
telah lebih dulu kucilkan kita

suram,,...sunyi....
tak ada suara terdengar, kecuali pekik laknat
aku salah satu yang memekik
menunggu jasad-jasad biadab kaku merebah
dalam tidur panjang tanpa doa

Semoaga Kau Mampu Mencinta Seperti Caraku Mencintaimu

Ketulusan....
hanya itu pintaku
aku tak butuh janji-janji manis
aku tak gila pada harapan-harapan kosong
bisakah kau beri sedikit saja?

Kesetiaan....
bukan pelit tak ingin berbagi
tapi takut untuk membebani
Bila mesti ada yang lain
salahkah aku memilih pergi?

Percaya....
tak pernah kutanam duga
semua keburukan tentangmu
karena kau tetap yang terbaik
meski pernah menyakitiku

Ikhlas
kuterima dirimu lagi
melupakan yang pernah kau lakukan
walau telah berkali-kali
sebab aku mungkin bodoh
hanya tahu mencintaimu
dengan ketulusan, kesetiaan dan kepercayaan
yang aku punya tanpa pernah meminta lebih
semoga hari ini hingga selamanya
kau mampu mencinta seperti caraku mencintaimu

Jumat, 14 Mei 2010

Kemenangan Ada di Dada Petarung Sejati

Kawan...
mengapa kita kalah menurutmu?
bukankah kita telah mampu mempertahankan konsistensi?
tak ada ambisi yang kita gadaikan karena kepentingan
seperti mereka yang mengalah untuk itu
kemudian menjadi juara sebagai pecundang

kurasa kita tak pernah kalah!
biarlah mereka yang tak paham tentang kemenangan
bersulang dengan gelas-gelas kosong
merayakan kebodohannya sendiri...

Kawan...
kemenangan itu bukan pada medali yang dikalungkan
pada piala yang kita dapatkan
pada piagam bertulis nama kita
dan bukan pula lencana yang disematkan

Kemenangan itu sakral
tapi tak perlu seremonial
kemenangan itu butuh reward
tapi bukan simbol dan pengakuan mayoritas
sebab kemenangan itu ada di sini,,,
di dada sang petarung sejati
rewardnya hanyalah kepuasan dan kebesaran jiwa
menerima sebuah kekalahan

Selasa, 11 Mei 2010

Bidadari Yang Terpuja

Kutemukan cahaya...
pada binar kelopak yang tulus menatap
seisi nirwana seakan menyatu
tenggelam di kedalaman bening itu

cantikmu tak kuasa kujabarkan
dalam kelembutan yang pantas tersanjung
tak peduli seberapa besar kau panggul derita
keanggunanmu tetaplah utuh

semua tiada tertimbang
segala alat ukur tak mampu menakar
kesempurnaan jiwamu dalam pandangku
tetap jelas walau hijab setia menjulur

Seputih awan yang melapis langitku
keelokan selubungi pesonamu
aku memujamu tanpa lupa pada Penciptamu
sebab kau hadir atas izin-Nya
dan darimu aku tahu
surgaloka adalah tujuan pengembaraanku
Demi menikmati keindahan abadi
yang sempat kau wakilkan di sini...