Sabtu, 29 Mei 2010

Pelangi Tiga Warna 2 ( Balasan Surat Untuk Sahabatku, Aditya Tomawonge )

Telah kubaca, entah berapa kali...
tak lagi kuingat tapi berkali-kali, pasti!
surat yang kau alamatkan untuk namaku
surat yang mengantarku
pada puluhan ribu detik tak terhitung,
waktu yang pernah kita lewatkan!

Pelangi 3 warna...
warnaku, warnamu dan warna...
akh, warna seseorang yang mungkin telah melupakan kita?
yang dulu begitu dekat,
yang wujudnya hadir jadi bayangn kita di depan cermin!

aku ingat sangat jelas
saat kita berdua duduk di sofa itu, suatu malam
kau terdiam, aku membisu
meratapi pamitnya karena merasa kita lukai
aku tahu rasanya, sangat tahu dan benar-benar tahu
kecemburuan tanpa alasan
tapi akupun tak berani salahkan hasratnya padamu
itu hasratnya, dia berhak atas itu
walau semua pilihan ada padamu

Aku ingat sangat jelas
saat kita berdua duduk di sofa itu, suatu malam
aku membisu, kau terdiam
menyesali kepergiaannya karena merasa kita acuhkan
aku mengerti rasamu, sangat mengerti dan benar-benar mengerti
kau terpukul dan itu pantas!
aku dan dia mengajakmu berlayar di laut penuh badai
menuju mimpi yang kan menyata oleh tekad
tapi dia berlalu, sebelum biduk kita mendekap dermaga
hingga kaupun meragukanku bisa bertahan
"aku takkan meninggalkanmu," kataku yakin
dan kita habiskan malam tanpa pejam

sahabat, tak luput pula dalam ingatan ini
Maafmu, kala sempat kuingkari janjiku
janji yang sesaat kuabaikan karena perdebatan yang bukan denganmu
tapi dengan mereka yang sangsi padaku
padahal begitu yakin kau terhadap semua yang akupun tak yakin
tentang mampuku

sahabat, kini kita di kota yang berbeda
aku di sini, kau di sana dan dia di tempat tak berjejak
hilangnya sungguh tak terjamah dalam gelapku
apa kabarnya?
rinduku bahkan tak sanggup datangkan senyumnya

Pelangi tiga warna...
pertalian yang hadir dari proses naturalisasi tanpa syarat
tapi terpatahkan oleh pesona yang dipuja
cinta tak bersambut yang juga hadir karena naturalisasi tanpa syarat
masihkah itu melengkung di langit kota kita, suatu saat?
akankah dia kembali tanpa hasrat yang dulu?
komitmen yang kita tanam dan masih kau pupuk
pastikah menyatukan mimpi dan cita-cita kita lagi?

pelangi tiga warna...
tetaplah pelangi tiga warna karena dia takkan terganti

pelangi tiga warna...
aku rindu pada binar cahayamu,
rindu pada berita tentang seseorang...
apa demikian juga denganmu, sahabatku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar