Minggu, 16 Mei 2010

Nisan Tanpa Nama

Di pusara yang masih kosong
suram,,...sunyi....
tak ada suara terdengar, kecuali pekik laknat
aku salah satu yang memekik
menunggu jasad-jasad biadab kaku merebah
dalam tidur panjang tanpa doa

Peti-peti kematian dari ramai caci mulai dahaga
menelan raga bau parfum kedok amis kemunafikan
aku salah satu yang ikut mengendus
aroma anyer pendosa negeri

Semesta telah bersaksi
aku bersaksi atas saksinya
semua derita yang dalam hidup telah terwaris
manusia-manusia lapar yang teracuhkan
tanah milik orang-orang tertindas terus terkeruk
jiwa-jiwa polos kejam terusir
Jadi pahatan jasad-jasad bangsat yang punya kuasa

Tak ada yang bangga menonton
tangis pilu ratusan bocah tak ber-ibu, bapak
hanya perih iba
tapi kemana harus berpaling?
semua yang kita tengok hanya tragedi
tragedi tumpah darah
semua kisah tak mampu lagi disamarkan
ketidakadilan yang tumbuh subur
penyelewengan yang telah biasa
tercoreng karya otak nista yang punya kuasa
dan kini tengah terbahak!!

Wahai pendosa negeri,
kita sama-sama adalah pendosa
aku berdosa atas ketakberdayaanku yang bodoh
membinasakan lakumu
menoreh luka di jantung persada
mari kawan, aku menunggumu
di pusara yang masih kosong
pada nisan tanpa tulisan
sebab huruf-huruf yang mengabarkan nama kita
telah lebih dulu kucilkan kita

suram,,...sunyi....
tak ada suara terdengar, kecuali pekik laknat
aku salah satu yang memekik
menunggu jasad-jasad biadab kaku merebah
dalam tidur panjang tanpa doa

1 komentar: