Jumat, 25 Februari 2011

Tak Ingin Mengakhiri Puisi Tentangmu

Itu yang ingin aku percakapkan dengan malam
sampai kapan akan kubongkar sepinya dengan tanda tanya?
untuk mencari ruang sunyimu
agar hampanya bisa kuisi dengan selusin rasaku

kadang, aku juga gila mencemari angin dengan tanda seru
ke segala penjuru yang dilintas
demi meminta hembusnya menitip kabar dari namamu

bodohnya lagi, aku sering memaku tanda koma pada pijar fajar,
menghadang paginya
hanya untuk memeriksa mimpimu sebelum kau terjaga
adakah bilik untuk bayangku
di sela ratap tentang perih luka masa lalumu?

aku juga menghamburkan banyak tanda titik
pada sempurna semburat mentari
sebab aku tak ingin mengakhiri puisi tentangmu
tapi bait berikutnya biarlah jadi rahasiaku.....

1 komentar:

  1. Seraut cantik yang amat tipis
    Dilukiskan disebuah kanvas wajah
    Yang tidak akan bertahan lama
    Sebab semuanya akan musnah

    Terkadang wajah itu membuat bangga
    Terkadang pula menjadikan kecewa
    Terkadang menimbulkan rasa iri
    Terkadang menumbuhkan kebencian

    Ada sebuah tanya
    Yang tidak minta jawabannya
    Hanya tindakan nyata
    Sebagai jawaban yg diminta

    Sudahkah wajah cantik itu disyukuri
    Sudahkan dia dibawa kedepan cermin
    Diperhatikan dengan seutuhnya
    Kemudian bertanya “siapa saya”

    Sudahkah wajah cantik itu dilihat lebih dalam
    Dibalik sebuah lukisan indah Yang Maha Pencipta
    Sudahkah dilihat cermin yg tidak pernah dusta
    Memperlihatkan apapun yang ingin dilihat mata

    Kemudian, sudahkah ada pinta dalam dada
    Didepan cermin kaca yang jujur itu
    Dari hati sanubari yang ikhlash
    Melantunkan sebuah pinta

    “Yaa ALLAH,
    sebagaimana Engkau baguskan wajahku,
    baguskanlah pula akhlaqku”

    http://dolphind66.blogspot.com/2008/12/dibalik-seraut-wajah.html

    salam kenal

    BalasHapus