Senin, 21 Juni 2010

Negeri Impian

Dekap gigil tak menahan ragaku bangkit
dan dari balik rimbun pepohonan
mentari mulai mengintip malu-malu
enggan tapak memijak kutepis jauh
sebab subur tanah inipun
ingin kutanami langkah yang penuh semangat
demi retaskan potongan mimpi
yang kuerami kala malam sematkan lelap
pada separuh waktu sebelum pagiku kini!

Tuhan,
inilah yang tak pernah ingin kulewatkan
memintal syukur dari nikmat yang Kau suguhkan
lewat sisa sisa embun di dedaunan yang selalu hijau
lewat hembus bayu yang sesekali alirkan dingin
juga pada bias jingga yang rata memancar dari bentang timur

Tuhan,
seperti kemarin...
masih kumunajatkan ingin yang sama
semoga kelak bisa terujud
tatanan negeri yang pemimpinnya bijak, rakyatnya makmur
agar ketenangan ini tak hanya hadir di pagiku
tapi di sepanjang detik yang berjalan berabad-abad
sampai ujung usia generasi terakhir!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar