Senin, 22 Februari 2010

Seperti itu, kuingin setiap abjadku terpintal dalam pekat malam (doa penyair gelap)

Seperti petuah-petuah Black Partkidz
Senantiasa hadirkan yakin untuk tetap tegar
Ketika himpitan beban tak sanggup lagi
Kutanggung…

Seperti fatwa-fatwa Aditya Tomawonge
Selalu tak pernah lelah merasa aku bisa
Ketika ragu mendelta jadi perasangka
Di sekelilingku…

Seperti perumpamaan-perumpamaan Diyan Rabiah
Memberiku inspirasi tentang feminisme
Yang tetap terjaga pada kerangka fitrahku
Sebagai perempuan…

Seperti daya kritisnya saka keprabon
Dalam puisi-puisi panjang
Menggugah sadarku tentang hidup,
Hakekat diri, nasionalis dan transendental…

Seperti kopi dan kobaran semangat Oo Zaki
Tertuang dalam bait-baitnya yang jujur
Ingatkan aku tentang pahit getir kehidupan jelata,
Ajarkan aku tentang optimisme anak negeri
Bakar jiwaku tuk pertahankan setiap jengkal tumpah darahku…

Seperti alur yang tercipta dalam imaji Irwan Bajang
Hadirkan cermin yang nyata untuk bisa kumaknai
Hingga jalan hidupku kembali tertata
Tepiskan kira tentang ketidakmampuanku
Yang sekian lama menggumpal…

Seperti keberanian Halim Bahriz
Bereksplorasi melarik kata menjadi syair
Mendorongku pada kebebasan bereksperesi
Yang tak bijak bila terabaikan
Karena takutku pada logika akademis yang memasung

Seperti geniusnya Jati Myw
Inovatif meramu lirik dengan bahasa tekno sains
Menguatkan kebenaran akan nilai universal sastra
Yang tak lagi terbantahkan…

Seperti kalimat-kalimat syahdu seputih kasih
Yang menyentuh hingga ke dasar atma
Hadirkan damai yang terbingkai tulus
Menyulam perbedaan warna kami menjadi pelangi,
Tebarkan cinta yang tersulut untuk nusantaraku

Seperti itulah aku ingin setiap abjadku terpintal
Dalam pekat malam
Meskipun hanya mampu merayap
Di bawah ketinggan sajak-sajak kalian!

Kutelagakan kekagumanku tuk setiap goresan tangan kalian,
Kubanjiri salutku tuk genangi coretan ide-ide kalian,
Ku muarakan derasnya pujian pada karya-karya kalian,
Tapi ku samudrakan maaf atas katakberdayaanku
Membusakan bahasa yang elok tuk mengapresiasikannya,
Aku hanya mampu merumput di bawah rindang keanggunan bahasa kalian
Aksara-aksaraku tunduk menghamba pada keperkasaan huruf-huruf kalian!
Ku arungkan doa semoga suatu saat lembar-lembar tulisan kalian,
Menjadi bagian yang mengisi perpustaakan tempatku bekerja…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar