Jumat, 17 Desember 2010

Aku masih perempuan yang selalu tunduk pada bualanmu!

Ini yang kau tulis untukku
entah kapan ,tapi telah aku terima :


Katakan padaku
apa yang belum sempat disabdakan pujangga?
atas indahmu
------------jika kelopak bibirmu
telah diwakilkan oleh rekah mawar
di sejuk puisiku, pagi tadi
------------jika tajam bening bola matamu
telah diwakilkan
korona sang surya
di ranggas puisiku, siang tadi
------------jika paras ayumu
telah diwakilkan jajar warna bianglala
di teduh puisiku, senja tadi
------------jika lembut suaramu
hidup di antara hening yang kularik, malam ini?
tak usah kau jawab tanyaku yang benar-benar basa-basi
karena tak ada yang mampu mewakili indahmu
yang lebih indah dari segala bentuk keterwakilan
hingga sajakku berlabuh untukmu
di dermaga kagum para pengeja kata.....

[ Dan setelah puisimu habis kubaca
aku akan lelap penuh rasa bangga
dengan segala pujian yang kau bariskan
karena aku masih perempuan
yang selalu tunduk pada bualan-bualanmu
meski bait-bait yang sama pernah kau sandingkan
untuk gadismu sebelum aku
]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar